Sleman (MTsN 9 Sleman) – Dalam konteks menjelang era bonus demografi pada tahun 2030, Indonesia menghadapi tantangan untuk mempersiapkan generasi muda yang kreatif dan berbudaya. Pantun sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kecerdasan kultural dan kreatif siswa. Teori pembelajaran budaya menyatakan bahwa pengajaran yang mengintegrasikan elemen budaya lokal dapat memperkuat identitas dan keterampilan berpikir kritis.
Pada mata pelajaran bahasa indonesia memiliki keanekaragaman, salah satunya adalah kompetensi dasar menulis pantun. Adapun kemampuan menulis pantun adalah pembelajaran menulis yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tercantum pada pembelajaran bahasa indonesia kelas VII semester gas. Dalam hal ini kompetensi dasar pantun merupakan materi yang wajib dipelajari dan dipahami oleh peserta didik karena pantun juga mengandung sastra berdasarkan kearifan lokal.
Pengajaran pantun di kelas 7C pada Jumat (20/09/2024) yang dikemas dengan membuat pohon pantun diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan talenta muda dengan memperkuat identitas nasional dan kearifan lokal. Pantun sebagai bentuk puisi tradisional dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan berkomunikasi. Integrasi pantun dalam pendidikan mendukung pembentukan karakter dan kecintaan pada budaya bangsa, yang penting untuk mempersiapkan generasi emas di era bonus demografi. (iks/bm)